Sabtu, 13 Oktober 2012

Sewaktu Mendapat Penyakit Diare

Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai:
  • Muntah
  • Badan lesu atau lemah
  • Panas
  • Tidak nafsu makan
  • Darah dan lendir dalam kotoran
Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok. 

                       Penyakit ini yang saya baru saya alami beberapa hari ini, gejala yang saya alami sama dengan yang saya tulis di atas. Pertama kali  gejala saya alami pada hari rabu minggu ini. Ketika saya baru saja pulang dari acara wisuda teman saya, dengan perut lapar saya memkan buah yang asam dan langsung tidur, pada saat jam 12 malam perut saya berasa mules dan perut saya pusing. Setelah itu, gejala selanjutnya muncul saya mengalami mencret dan muntah - muntah. namun saya berpikir masih biasa saja. Setelah beberapa hari setelah saya mengalami ini saya baru pergi ke dokter. Pesan saya untuk yang belum pernah mengalami ini sebaiknya jaga baik - baik makan dan minum kalian, karena bila terkena penyakit ini makan dan minum akan terasa tidak enak. Thx

Jumat, 12 Oktober 2012

Kualitas Tayangan di Indonesia

                                Tidak dapat di pungkiri bahwa kualitas tayangan TV ataupun film layar lebar di indonesia semakin buruk dan tidak mendidik. Ini dikarenakan stasiun - stasiu tv ataupun rumah - rumah produksi film layar lebar yang hanya mengejar rating atau tingkat kepopuleran tayangan tidak mementingkan bobot dari program yang di siarkan. Kita ambil saja contoh sinetron, sekarang ini sinetron sudah menjadi tontonan umum dengan cerita seadanya dan tidak mendidik sama sekali. Kebanyakan sinetron memiliki cerita yang tidak masuk akal, seperti orang miskin menikah dengan orang kaya atau orang yang memiliki kekuatan gak jelas, ini sangat tidak mendidik. Klo jaman dulu sewaktu saya masih kecil sinetron hanya ada setelah jam 8. Ini dikarenakan setelah tayangan adzan magrib tayangan yang akan muncul hanya berita, walaupun acaranya membosankan namun sangat mendidik dan dapat dilihat segala umur.
                                Setelah membahas acara sinetron sekarang saya akan membahas tentang kualitas film layar lebar buatan indonesia, kebanyakan film layar lebar buatan indoneisa bergenre horor namun disisipi adegan - adegan seksual yang sangat memuakkan dan tidak pantas di tonton anak - anak. Walaupun sudah mendapat banya kritikan dari berbagai kalangan, rumah produksi yang memproduksi film - film tersebut tidak menghentikan pembuatan film - film tersebut. Saya hanya berharap stasiun - stasiun tv dan rumah produksi film layar lebar dapat memperbaiki kualitas. Terima kasih

Bahasa Indonesia Berpeluang Jadi Bahasa Kedua ASEAN

                         Kecenderungan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua dalam lingkup ASEAN setelah bahasa Inggris tampak makin membesar dengan makin banyak peminatnya di kawasan ASEAN, khususnya di Pilipina. "Selamat pagi bapak-bapak dan ibu-ibu, selamat datang di Pilipina. Apa kabar anda semua," kata Sekretaris Kepresidenan Pilipina untuk Bidang Komunikasi, Herminio B. Coloma, Jr. saat membuka Forum Media BIMP-EAGA (Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines/East Asia Growth Area) di Cagayan de Oro, Mindanao, Flipina Selatan, Rabu.